Tafsir Al-Mishbah: Tuduhan yang Bohong

10.7.15 Abah Asmat 1 Comments

Tafsir Al-Mishbah kali ini membahas Surah An-Nur ayat 11 hingga 18. Ayat-ayat itu membahas tuduhan yang dusta, buruknya qadzaf, dan menyiarkan berita dusta. Ayat 11 menyebutkan bahwa “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang diperbuat. Dan, barang siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula).“

Maksud dari berita bohong dalam ayat tersebut ialah berdasarkan kisah istri Rasulullah, Aisyah RA, yang ikut dalam peperangan melawan Bani Mustafiq. Ketika itu, Aisyah RA tertinggal dengan rombongannya. Pada saat itu, lewatlah sahabat Nabi, Safwan Ibnu Mua'ttal. Sahabat Nabi tersebut mengantarkan Aisyah RA dengan kudanya sehingga menimbulkan desas-desus di kalangan kaum muslimin karena ia mengantarkan pulang istri Nabi.

Ayat 12 dan 13, masih berhubungan dengan ayat sebelumnya, yaitu tentang orang-orang mukmin dan mukminat tersebut yang tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan mengatakan berita bohong sebagai berita yang memang bohong.

Orang-orang yang menuduh Aisyah itu sebaiknya membawa empat saksi. Apabila tidak bisa membawa empat saksi, sesungguhnya mereka telah menyebarkan berita bohong.

Pada ayat 14 disebutkan, atas karunia Allah Swt. orang-orang yang memberitakan berita yang bohong tersebut tidak diberikan azab yang besar.

Pada ayat 15 menyebutkan bahwa orang-orang yang menyebarkan berita bohong itu menganggap berita yang disebarkan ialah persoalan kecil, padahal Allah menganggap sebaliknya.

Selanjutnya, ayat 16 menjelaskan sebaiknya orang-orang itu berkata, “Tidak pantas bagi kita membicarakan ini. Mahasuci Engkau, ini merupakan kebohongan yang besar.“

Seharusnya orang-orang yang mendengar berita bohong itu mencegah agar jangan sampai tersebar luas karena hal tersebut merupakan sebuah kebohongan yang besar.

Ayat 17 menjelaskan bahwa “Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali mengulangi seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang beriman.“

Ayat 18 menyebutkan, “Dan, Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Mahamengetahui, Mahabijaksana.“

Ayat 17 dan 18 menjelaskan bahwa Allah memperingatkan orang-orang yang menyebarkan berita bohong tersebut agar tidak mengulangi perbuatan mereka lagi dan menjelaskan hal itu dalam ayat-ayat Al-Quran yang Allah turunkan. (*/H-1)

Sumber: Sisipan Ramadan 1436 H: Sejuta Rahmat untuk Kemuliaan
Media Indonesia edisi Jumat, 10 Juli 2015
*dengan penyuntingan seperlunya

1 komentar: