Republika | Ahad, 31 Maret 2013

1.4.13 Asmat Abu Tsaqib 0 Comments

Republika | Ahad, 31 Maret 2013
Nomor 083 Tahun ke-21
'Kemunduran Demokrat', demikian judul headline Republika edisi Ahad (31/1). Sejumlah pengamat menilai, terpilihnya SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat ini sebagai kemunduran dalam proses kaderisasi partai berlambang Mercy itu. "Itu kemunduran karena membuktikan Partai Demokrat tidak siap. Masak, setelah Anas kok SBY?" kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito kepada Republika, Sabtu (30/3).

Rubrik JELAJAH mengusung judul 'Flash Back Pekalongan'. Kota di jalur pantura ini ternyata tidak hanya tempat berburu batik. Pekalongan memiliki gedung-gedung peninggalan masa lalu yang tak kalah asyiknya untuk dinikmati. Bersama Pekalongan Heritage, reporter Republika Ahmad Islamy Jamil dan fotografer Tahta Aidilla menikmati sudut-sudut Kota Pekalongan. Mereka menyusuri bekas kawasan permukiman Eropa yang tiada lagi tersisa, kawasan Pecinan, dan Kampung Arab. Tak lupa, mereka menyambangi kawasan produksi batik dan serat. Mereka pun tak melewatkan aneka produk kuliner khas Pekalongan.

Masih di halaman pertama, ditengarai kepercayaan terhadap aparat melemah. Kasus pengeroyokan di Simalungun, Sumatra Utara, yang menyebabkan tewasnya Kapolsek Dolok Pardamean, Ajun Komisaris Andar Siahaan, Rabu (27/3), disebabkan oleh lemahnya kepercayaan publik terhadap aparat. Pengamat komunisasi dan budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan, masyarakat merasa harus mencari keadilan dan melakukan tindakan hukum demi ketertiban sosial di antara mereka.

Rubrik KICK OFF menyuguhkan tulisan 'Wanita di Balik Layar'. Di balik kesuksesan pesepak bola, tentu ada wanita mulia di belakangnya. Sebut saja kisah Mario Balotelli. Balo yang kerap dikenal dengan ulah kontroversialnya, perlahan menemukan kembali performanya sejak kembali ke Italia, Januari lalu. Balotelli seolah menemukan semangat baru bersama sang kekasih Fanny Neguesha yang ditemuinya enam bulan terakhir. "Berkat Fanny, kini aku menemukan kembali keseimbangan yang kubutuhkan dalam pekerjaan ini," tutur Balo kepada Vanity Fair seperti dilansir Daily Mail, Rabu (27/3). Bagaimana dengan kisah pesepak bola lainnya?

Rubrik ZOOM IN mengetengahkan tulisan 'Baduy, Suku yang Tak Pernah Terjajah' oleh Ahmad Islamy Jamil. Adat Kanekes memang mengatur kehidupan masyarakat dengan detail. Tidak butuh campur tangan asing untuk menjaga alam tetap lestari. Bukan aturan rumit ala birokrat pula yang diperlukan agar sungai tetap mengalir dengan jernih tanpa polutan. Cukuplah amanat karuhun (leluhur): Lojor teu meunang dipotong, pendek teu meunang disambung, gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirakrak (panjang tak boleh dipotong, pendek tak boleh disambung, gunung tak boleh dihancurkan, dan lembah pun tak boleh dirusak).

Pada sisipan ISLAM DIGEST REPUBLIKA, disajikan tulisan ihwal Masjid Salman yang melintas zaman. Tahun ini, Masjid Salman ITB genap berusia 50 tahun. Perayaan milad emas ini menjadi momentum penting mengingat kontribusi masjid ini dan para aktivisnya masih sangat ditunggu oleh kaum Muslimin di Indonesia. Selama 50 tahun, Masjid Salman memberikan kontribusi terhadap penyebaran Islam dan pemberdayaan umat.

0 komentar: